MyRaffaell Blog

demo

Antara Moddy dan Proaktif


Terinspirasi dari beberapa profile seseorang di Frenster atau di blog blog yang suka menuliskan kalau “gw ini Moddy” nama moddy ini terkesan agak sentimentil di dalam benak saya, karna dahulu saya pernah mengagumi seorang wanita, dan setelah lama berkenalan saya baru mengetahui karakternya, kalau dia adalah seorang yang “moody” semenjak itu, saya jadi kurang respek dengan orang yang berkarakter semacam itu, namun ada beberapa teman yang tanya ke saya, kenapa kamu tidak menyukai orang yang moody, saya hanya bisa menjawab, karna saya ngga suka dengan orang yang dependable, tergantung dengan emosional, keadaan dan lingkungan, apapun bisa di jadikan alasan moody, namun sekarang setelah membaca buku dan beberapa referensi saya menemukan lawan dari seseorang yang berkarakter moody.

dan bagi saya sendiri, moody itu sendiri bukan sebuah karakter dasar, tapi keinginan seseorang untuk menciptakan sesuatu, misalnya pengen nulis puisi, pengen melukis, membuat web dan lainya ini membutuhkan mood, dan kitapun harus tetap menjaga mood itu sendiri, namun banyak orang kita yang salah mengartikanya dan menggunakanya dalam kehidupan sehari hari, cuaca terik jadi gak mood jalan ke mall, abis dimarahin bokap jadi gak mood untuk belajar, cemburu jadi gak mood untuk ngasih kejutan ke sang pacar.

Percayalah, kalau seseorang yang berkarakter moody dan tetap memelihara ke moody an nya akan berpengaruh negatif dalam kehidupan selanjutnya.

Dalam salah satu sikap, kita mengenal 2 jenis sikap manusia yang paling mendasar, yaitu Reaktif dan Proaktif, orang orang yang moody termasuk dalam klasifikasi orang yang reaktif.

Ciri ciri orang yang proaktif adalah:

Tidak menyalahkan keadaan, kondisi, atau pengkondisian terhadap perilaku mereka, sehingga segala tindak tanduk prilaku mereka adalah produk dari pilihan sadar mereka, berdasarkan nilai, bukan produk dari kondisi mereka berdasarkan perasaan.

Sedangkan yang moody atau seseorang yang reaktif memiliki ciri ciri.

Dipengaruhi oleh lingkungan fisik mereka, misalnya, jika cuaca bagus, maka mereka akan senang jika ngga, maka cuaca tersebut akan mempengaruhi sikap mereka bahkan pengaruh kerja mereka.

Orang yang proaktif dapat mengatur emosional nya sendiri, cuaca nya sendiri, sehingga jika cuaca hujan atau cerah tidak akan mempengaruhi sikap mereka, kenapa hal tersebut demikian, karena mereka di gerakan oleh nilai nilai, jika nilai mereka adalah untuk bekerja yang berkualitas maka kita dapat menilai fungsi cuaca ini seharusnya akan membantu menyokong nilai kita atau tidak.

rang reaktif dipengaruhi oleh lingkungan sosial kita, sebutlah cuaca sosial, ketika orang memperlakukan mereka dengan baik maka mereka akan senang, sebaliknya jika orang tidak memperlakukan mereka dengan baik maka mereka akan menjadi defensif dan protektif, dari sini kita bisa ambil kesimpulan, orang yang reaktif membangun kehidupan emosional mereka disekitar perilaku orang lain memberi kekuatan pada kelemahan orang lain untuk bisa mengendalikan mereka.

Orang yang reaktif digerakan oleh perasaan, oleh keadaan oleh kondisi, dan oleh lingkungan mereka.

Orang yang proaktif digerakan oleh nilai, nilai nilai yang dipikirkan secara cermat diseleksi dan dihayati.

Beberapa sikap dan contoh orang yang moody / Reaktif:

“itulah saya, dan memang begitulah adanya saya”

maksudnya:

“Saya sudah di takdirkan begitu, tidak ada yang dapat saya lakukan denganya”

“ia membuat saya begitu marah”

Artinya:

“saya tidak bertanggung jawab, kehidupan emosi saya diatur oleh sesuatu di luar kendali saya”

“Saya tidak dapat melakukan itu, saya benar benar tidak punya waktu”

Artinya:

“Sesuatu yang diluar saya, waktu yang terbatas, mengendalikan diri saya”

“seandainya pacar saya lebih sabar”

Artinya

“Perilaku seseorang yang lain sudah membatasi efektifitas saya”

**

Contoh lainya tindakan yang proaktif dan reaktif:**

Reaktif

Tidak ada yang dapat saya lakukan

Proaktif

mari lihat alternatif yang kita miliki

Reaktif

Memang begitulah adanya saya

Proaktif

saya dapat memiliki pendekatan yang berbeda

Reaktif

dia membuat saya marah

Proaktif

saya mengendalikan perasaan saya sendiri

Reaktif

mereka tidak akan mengizinkan itu

Proaktif

saya dapat memberikan persentasi yang efektif

Reaktif

saya terpaksa melakukan itu

Proaktif

saya akan memilih respon yang sesuai

Reaktif

saya tidak bisa

Proaktif

saya memilih

Reaktif

saya harus

Proaktif

saya lebih suka

Reaktif

seandainya saja

Proaktif

saya akan

Kata Elanor Rosevelt:

“tak seorangpun yang dapat menyakiti anda tampa persetujuan anda”

Atau kata Gandhi:

“Mereka tidak dapat merenggut harga diri kita jika kita tidak memberikanya kepada mereka”

Tentu saja hal ini menjadi sesuatu yang sulit untuk diterima oleh kita khususnya ketika kita berprilaku dengan reaktif misalnya dengan merasa menderita atas nama keadaan dan perilaku orang lain.

Maka dari itu, Jadilah proaktif, jadilah:

“Saya yang menjadi saya hari ini karna pilihan yang saya buat kemarin”

dan ketika kita terasa disakiti berfikirlah:

_“Bukan apa yang terjadi pada diri kita, melainkan respons kita terhadap apa yang terjadi pada diri kitalah yang menyakiti kita”

_

Dalam hidup, ada 3 nilai pokok yang selalu menjadi bagian dari hidup kita:

  • Pengalaman atau yang telah terjadi pada diri kita
  • kreativitas atau sesuatu yang telah kita adakan / kita buat
  • dan sikap atau respons kita disaat kita menghadapi masa yang sulit

dari ketiga hal tersebut yang paling penting dalam hidup adalah “sikap” yaitu bagaimana kita merespon terhadap apa apa yang kita alami dalam kehidupan.

Jadi….

Sejujurnya kita sebenarnya mempunyai realitas, bahwa kita masih memiiki kekuatan untuk untuk memilih respons yang positif terhadap keadaan yang sedang terjadi, jadi kenapa tidak kita lakukan ? kenapa kita malah lebih senang membiarkan perasaan kita yang mengambil respons tindakan, lingkungan atau bahkan teman, kenapa bukan kita sendiri yang menentukan sikap dan pilihan respons kita sendiri ?

comments powered by Disqus