MyRaffaell Blog

demo

How to keep “in control”


Kalo pertanyaan ini muncul kepada kita, “have you control yourself ?”, maka dengan sombong nya kita pastinya menjawab, “so pasti” dong…. Padahal di sisi lain kita “nggak nyadar” apa yang kita lakukan itu salah, malah kita masih aja tetap sotoy dan belagu, ngerasa bener apa yang kita lakukan, ngerasa tau apa yang kita alami…. Saat ini boleh bilang, I can see clear what I will face in front and I am ready, tapi kalo pertanyaan itu muncul ke diri sendiri, “are u sure ??” aku yakin pasti diri itu masih ragu ragu untuk menjawabnya…..

Aku punya beberapa cara how to keep “in control” yang aku mau share ke pengunjung setia blog ini, hehehe.

Lets start from Money ??

Pernah ga kamu keep in control about “ur money ?” semua orang pasti bilang pernah, tapi fakta dia nabung dan seberapa banyak uang yang berhasil dia simpan / tabung dan sedekah kan meningkat ga ? jadi gimana nih mau ngontrol yang satu ini ?

Aku ngga sengaja nemuin cool software portable (bajakan) yang bisa dicari dengan gampang dengan google namanya PersonalFinancepro yang bisa memantau dan mengevaluasi keberadaan uang kita.

Wahh bulan ini pengeluaranya banyaak!!

Wahh bulan ini pengeluaranya banyaak!!

Pakai yang ginian bisa bantu kita buat introspeksi keberadaan uang kita, at least we do something to make it “in control rite ?” dulu waktu ngga punya itu, aku suka taro di excel, aku suka membuat list kebutuhkan penting, dan membuat budget bulanan dari uang yang di terima, dan memprediksi apa yang bisa di jajanin dan yang ngga.

Angry ? Marah ?

Benda ini yang paling susah untuk di kontrol, karena menyangkut dengan emosi, aku sendiri belum pernah berhasil merubah mukaku kalau aku sedang marah, pasti keliatan katanya… Tapi biasanya kalo marah, aku coba duduk, kalo masih marah juga, aku coba tidur2 an…. Kalo aku berdiri, kayaknya lebih gampang meledak. Tapi inti dari meredakan kemarahan itu cuman 2.

Menjadi realistis dan mau memaafkan.

Kalau kita mau realistis, pasti kita mengerti kenapa mereka begini kenapa dia begitu, yang akhirnya membuat kita memahami mereka dan akhirnya marah reda, sedangkan kalau kita penasaran kenapa dia begitu sampai sampai kita introspeski kayanya ga ada yang salah, ya itulah, kita perlu berbesar hati untuk memaafkan, tapi ingat.. Memaafkan bukan berarti kita memberikan kepercayaan kita …Lagi.

Hasrat membeli dan kebutuhan ?

Kalo orang, udah ngerasa banyak duit, bawaanya pengen beli beli beli beli…. yang mengakibatkan pola fikir kita dikonversi tampa disadari menjadi seorang yang konsumtif, sehingga mengakibatkan kita jadi pengguna yang banyak sia sia, ngga terkendali karena mampu membeli, sehingga tampa disadari kita sudah diperbudak dengan uang dan kebiasaan baru, yaitu beli beli beli beli….

Untuk urusan beli beli beli, aku sih ngga suka dengan pemikiran asal punya, misalnya mau kamera, biasanya aku beli yang produknya bagus, dan memiliki lifespan yang panjang, aku butuh henpon, ya aku fikirkan fungsi apa aja yang aku butuhkan, dan aku beli henpon yang bagus dan cocok dengan dompet keuanganku, misalnya aku ingin hp tapi aku belom ada uang nya, aku ngga terlalu memaksakan beli hp dimana uangku cukup segitu, aku lebih milih mending nabung dulu sampe duitnya cukup buat beli tu barang.

Jadi intinya, kita harus tau barang yang mau kita beli, sesuai dengan kebutuhan dan kegunaanya, dan harga itu memang pantas (dan jgn beli produk buatan israel pula).

Mending sering beli karna murah atau sekali beli tapi mahal ?

Mending sering beli karna murah atau sekali beli tapi mahal ?

Aku cinta produk Indonesia, tapi dalam tiap tahun ampir 2 tas yang harus aku beli, nah sekarang aku punya kamera, ada laptop juga, tas kamera ada dari bawaanya, tapi besar dan ga praktis, tas laptop juga ada yang made in Indonesia, tapi sayang dah robek robek karena jahitanya ngga kuat, tas yang 1 lagi malah parah talinya putus karna terlalu berat beban nya… Akhirnya aku gerem juga masak aku harus bawa 2 tas kalo mau kemana mana ?? akhirnya aku beli aja tas yang mahal sekalian, yang bisa dua duanya, biar mahal, biar aku harus menabung beberapa bulan untuk bisa beli itu tas.

Contoh lain, Aku punya sepatu futsal, itu sepatu sudah menemani aku dari zaman kuliah, waktu pacarku membelikanya untukku, sampe sekarang masih kepake, walaupun telapak nya udah rata semua, dan kalau aku maen betminton, dah licin dan ngga slick lagi, aku dah tau aku harus beli sepatu, tapi karna sepatu yang aku suka harga nya mahal, jadinya tu spatu terus aku pake dan prioritas beli spatu aku geser dulu ke list bawah, sampe aku merasa kebutuhan akan sepatu itu benar benar urgent.

Kerja  dan Hiburan ?

Kerja itu harus, khususnya bagi orang laki laki, dan kebanyakan mereka kerja itu menjadi sesuatu beban, apalagi kalau mereka sudah harus menafkahi, for me, aku kerja semenjak tingkat 3 di sebuah LSM, dan bagi aku kerja itu = hiburan, kalo ditanya beban kerja ku gimana ? ya aku bilang mungkin lebih gila dari siapapun yang kerja di Jakarta, but I enjoyed it ? so….. ???

Kenapa ngga kita rubah aja pola fikir kita menjadikan kerja itu hiburan yang artinya kita menikmatinya, kalo kerja dah ngerasa beban, pasti jadi capek, pulang kerumah capek, akhirnya kita jadi ngga semangat dengan yang lainya, dan ketika kerja itu menjadi sesuatu yang ngga enjoy maka semuanya akan terasa lebih menarik untuk dijalani.

Kalau aku dalam dunia kerja, yang paling aku disiplinkan datang dan pulang tepat waktu, overtime boleh, tapi ngga terlalu banyak dan sering, rugi…. sesampainya di rumah, aku bikin web, ngerjain project2 pesenan orang, bikin logo pesenan orang, nyari nyari objekan freelance di scriptlance, ketimbang nongkrongin fesbuk ga dapet duit, hehehe….

Mungkin kata orang, sampe rumah dah kerja lagi ? apa ga bosen, aku bilang sih ngga, because I enjoyed it, kadang aku bosen juga sih, butuh refreshing, misalnya nonton bareng istri, atau maen game.

Jadi pertanyaanya, lah bagaimana caranya kita supaya mulai bisa menikmati pekerjaan kita, wong laporan deadline aja banyak bener, simple aja…. realistis, coba belajar untuk mencintai pekerjaan dan jenis pekerjaan kita dengan tulus, mulai kita kuliah dengan bidang yang kita ambil, sampe kita lulus dan bekerja, dan cobalah cintai pekerjaan kita sendiri dan bangga ama pekerjaan kita sendiri. Kalau memang merasa ngga cocok dengan pekerjaan kita, segera keluar, dan fikirkan dan pastikan jenis pekerjaan apa yang bisa kita nikmati dan cari ? kalau tidak dapat, berbesar hatilah untuk mensyukuri apa yang kita miliki.

Dengan Keluarga

Sebagai anggota keluarga, sebagai suami, bagaimana supaya semuanya dalam “in control” dan dalam keadaan yang semestinya ?

Jawabanya simple, just ask ur self, what are u and what is your responsibility.

Harus tau role nya dulu….

Misalnya kalau sebagai anak, sudah pastinya jgn mengecewakan orang tua apalagi bikin bonyok sedih, beberapa kali papaku pernah bilang kecewa ama aku, pas aku SMU aku ada merahnya 4 biji, dan pas kuliah ketika IP aku jatuh sampe 1.9 saat itu merupakan saat yang menyedihkan untuk diriku sendiri, tapi sayang, banyak orang yang gak nyadar ketika orang tua kecewa, kebanyakan mereka malah cuek aja dan malah ada yang memanipulasi diri mereka, bahkan ada yang menyalahkan orang tua itu sendiri, wow, kejamnya…. Untung nya aku termasuk yang nyadar, dengan berbagai macam jenis startegi aku berjuang mate matean, sampe aku bisa jadi asisten lab, dan tamat dengan IP diatas 3 diwaktu yang tepat.

Coba fikirkan, kalau kita ini sebagai siapa dalam lingkungan keluarga kita…. kita pasti tau kok, apa tujuan kita dan apa yang harus kita lakukan, kita ngga lakukan supaya semuanya masih dalam ruang lingkup yang bener.

Jadi ?

Intinya sih, segala sesuatu ada yang berada dalam batas ruang lingkup yang bisa kita kendalikan, kenapa ga kita kendalikan sendiri, mengendalikan orang agar dia baik dan menjadi teman dekat kita lebih baik daripada kita mencoba menyalahkan orang kalau mereka sinis terhadap kita, mengendalikan orang agar dia mau mengoreksi kita, juga lebih baik daripada membuat merasa kita di dikte dan dihakimi. mengendalikan diri untuk mencapai tujuan yang baik buat kita dan bukan berarti enak untuk kita adalah sebuah usaha yang mesti kita lakukan dan membutuhkan pengorbanan yang ngga sedikit, namun ketika kita mencapai tahap itu…. Maka senyuman kita akan sangat berarti.

Jadi pengen tau, how you all guys controlled ur self from any kind of thing ?

comments powered by Disqus