MyRaffaell Blog

demo

Semua tentang pilihan


Mau cerita tentang ke “APES” an nya aku nih kemarin malam, malam itu gerimis minggu sore aku harus kerja sore karna di UK sudah menunjukan waktu pagi, mempersiapkan segala tektek bengek operation sebuah perusahaan besar tersebut di disana, akhir cerita aku pulang jam 11 malam, ya ini yang disebut dengan “evening shift” pulang jam 11 malam aku mengalami ke apesan besar.

Semua orang sudah pulang tinggal aku bersama service desk di ruangan itu, biasanya aku sendirian, namun kali ini karna gedung nya sedang di renovasi aku 1 gedung bersama service desk. Hujan besar malam itu dan untung nya jam 10:45 hujan mulai mereda dan aku bereskan laptop dan semua peralatanku untuk pulang.

Aku pulang berjalan kaki, berjalan kaki menuju LRT station (kereta) sekitar 800 meter jaraknya, ternyata masih hujan kecil… pas aku buka payung nya, o o w!! aku lupa membeli payung baru, payung ini sudah sering menemani aku, ada tulang yang patah di salah satu bagian payungku, dan payungpun terlihat tidak kokoh… mungkin ini kebiasaanku tidak memperhatikan hal kecil seperti ini, sama halnya seperti kaos kakiku dulu.

Pulanglah aku dengan keadaan apapun, tas laptop ku sandingkan di depan, karna payung patah nya ku arahkan ke belakang, jadi bagian belakang bajuku aja yang basah.

Setelah beberapa langkah keluar dari gerbang kantor, aku berjalan di trotoar sebelah kanan, beberapa mobil kecil (seperti honda jazz, proton saga, daihatsu sirion) menyadari ada genangan air dan ada orang di trotoar dan mereka pun mengurangi kecepatanya, hingga aku ngga kecipratan. Sampai akhirnya lewat mobil bagong, atau mobil mewah, Sebuah Alphard putih ngebut di samping dan otomatis genangan air itu menjadi seperti sunami sunamian ke arahku, akhirnya….. byuurrr!!!! basah semua….

Ternyata insting ku ngga secanggih insting spiderman, hanya sedikit bagian yang bisa ter tameng oleh payung bobrok itu hujan tidak begitu lebat namun aku basah kuyup, sampai lewat lagi 2 mobil sedan mewah berikutnya yang mereka tetap ngebut dan airnya menciprat seperti sunami itu, namun aku bisa menahanya dengan bayung, karna aku sudah bersiap siap.

Akhirnya aku sampai ke tempat yang jauh dari trotoar dan menyelamatkanku dari mini sunami itu…..

Aku menggerutu, “dasar orang Kaya, tidak pernah melihat dan merasakan orang yang susah” atau “Malaysia ini ga punya tenggang rasa” ada pecahan trotoar sewaktu aku kena siram yang pertama kali, ingin rasanya kuambil pecahan batu itu dan kulemparkan ke mobilnya……. tapi itu semua pilihan….

Aku jadi ingat tentang “pilihan” hidup, juga “sikap” haruskah aku bersikap menggerutu ? atau kulempar saja mobil nya dengan batu ? pasti ending nya akan lain, tentu saja aku pastinya tidak akan berjalan di tempat sepi ini. Aku berfikir sejenak, sambil berjalan perlahan.

“ah di Indonesia juga seperti itu, ah memang orang kaya juga seperti itu, Beruntung lah aku yang diperlakukan seperti ini, pastinya aku akan lebih tangguh di lain masa”

Akhirnya aku pulang dengan basah kuyup, bau apek di tambah dengan senyuman.

Hidup itu pilihan, begitu juga sikap (itu juga pilihan), kalau ada orang yang mengatakan hidup itu “untung untungan” berarti orang itu tidak menyadari akan pilihanya, jadi orang yang mengambil keputusan (memilih) namun tidak menerima akibat dari keputusanya itu sendiri adalah orang yang memandang hidup itu “untung untungan”, maka dari itu aku memilih untuk tetap tersenyum :).

comments powered by Disqus